Tuhanmu Tuhanku Dan Tuhan Kita
By :Dollob [25-02-2013]
Tentunya kita pernah merasakandunia
anak-anak. Dunia yang masih polos dan
lugu tentang berbagai hal, tetapi justru di
sana terdapat kejujuran yang sejati.
Dan
kalau kita mau merenungkan, kita bisa
mengambil pelajaran dari dunia anak-
anak. Misalnya, waktu dulu kita dinakali
teman sepermainan, kita berujar awas
yaa.. nanti tak bilangin Ibu lho.
Tapi
teman kita justru menyahuti, aku
nggak takut, nanti aku juga bilang sama
ibu, biar kamu dimarahin.
Masing-
masing anak merujuk kepada kata
ibu , akan tetapi mereka punya
referensi ibu yang berbeda.
Ibu si Ani
mungkin wanita karir, berbeda dengan
ibu dodi yang pembantu rumah tangga.
Tuhan mempunyai banyak nama, dan
hanya satu hakekatnya.
Dalam pergaulan
umat beragama, tak jarang kita melihat
terjadi perselisihan
masalahketuhanan,
bahkan saling menyalahkan, dan
membenarkan diri sendiri.
Masing-masing
umat mempunyai Tuhan.
Dan mereka
ibarat anak-anak, bisa memanggil Tuhan
mereka untuk membenarkan paham
dirinya. Karena Tuhan ibarat ibu bagi
anak-anak.
Ia kata universal yang bisa
dipanggil dan dipunyai siapapun, tetapi ia
juga particular yang bisa dimaknai
berlainan bagi setiap manusia.
Allah pernah bilang ana fi dzanni abdi, aku
dalam persangkaan hambaku.
Jadi
hakekatnya Tuhan yang universal itu
cuma satu, tetapi Tuhan yang particular
itu banyak. Tuhan dalam
pikiran(fi dzan)
manusia sebanyak jumlah manusia yang
pernah memikirkan tentang Tuhan.
Karena tak mungkin makhluk yang
terbatas bisa secara benar
mempersepsikan tentang Tuhan.
Sejatinya
Tuhan hanya satu: huwa Allahu ahad.
Celakanya manusia di dunia ini, tak pernah
menemukan Tuhan yang sejati.
Manusia
memikirkan Tuhan, tetapi mereka belum
pernah lihat Tuhan.
Mustahil manusia
yang fana ini bisa menangkap Tuhan yang
maha paripurna, apalagi menangkap
secara keseluruhan. Ingat ungkapan salah
satu hadis tafakkaruu fi khalqillah, wala
fi dzatillah. (berfikirlah tentang ciptaan
Allah, janganlah berfikir tentang dzat
Allah).
Tak salah apabila Karen Armsrong
memberi judul bukunya The History Of
God (sejarah Tuhan).
Mungkinkah Tuhan
yang sejati bisa ditulis sejarahnya oleh
Armstrong? Mustahil! Yang ditulis dia
adalah pergulatan manusia dalam mencari
dan memikirkan Tuhan.
Sehingga sejarah
Tuhan bima na sejarah pemikiran
manusia tentang Tuhan.
Kalau demikian halnya, maka untuk apa
kita menyalahkan ketuhanan orang lain,
toh Tuhan selama ini yang kita punyai
adalah Tuhan hasil interpretasi pikiran kita
terhadap ayat qauliyah dan kauniyah.
Jangan-jangan Tuhan yang selama ini kita
bela mati-matian adalah tuhan
pikiran kita sendiri.
Bisa bahaya lho,
karena dapat tergolong menyekutukan
Tuhan dengan pikiran kita sendiri...
By :Dollob : 2013-02-24 22:45
Kembali Ke Halaman Awal
Last Komentar
[2013-03-27 11:34]
Ali Zain Aljufri
:
Reply / View thread
Report spam
[2013-03-27 11:33]
Ali Zain Aljufri
:
Reply / View thread
Report spam
UNDER MAINTENANCE
Tuhanmu Tuhanku Dan Tuhan Kita
By :Dollob [25-02-2013]
Tentunya kita pernah merasakandunia
anak-anak. Dunia yang masih polos dan
lugu tentang berbagai hal, tetapi justru di
sana terdapat kejujuran yang sejati.
Dan kalau kita mau merenungkan, kita bisa mengambil pelajaran dari dunia anak- anak. Misalnya, waktu dulu kita dinakali teman sepermainan, kita berujar awas yaa.. nanti tak bilangin Ibu lho.
Tapi teman kita justru menyahuti, aku nggak takut, nanti aku juga bilang sama ibu, biar kamu dimarahin.
Masing- masing anak merujuk kepada kata ibu , akan tetapi mereka punya referensi ibu yang berbeda.
Ibu si Ani mungkin wanita karir, berbeda dengan ibu dodi yang pembantu rumah tangga. Tuhan mempunyai banyak nama, dan hanya satu hakekatnya.
Dalam pergaulan umat beragama, tak jarang kita melihat terjadi perselisihan masalahketuhanan, bahkan saling menyalahkan, dan membenarkan diri sendiri.
Masing-masing umat mempunyai Tuhan.
Dan mereka ibarat anak-anak, bisa memanggil Tuhan mereka untuk membenarkan paham dirinya. Karena Tuhan ibarat ibu bagi anak-anak.
Ia kata universal yang bisa dipanggil dan dipunyai siapapun, tetapi ia juga particular yang bisa dimaknai berlainan bagi setiap manusia.
Allah pernah bilang ana fi dzanni abdi, aku dalam persangkaan hambaku.
Jadi hakekatnya Tuhan yang universal itu cuma satu, tetapi Tuhan yang particular itu banyak. Tuhan dalam pikiran(fi dzan) manusia sebanyak jumlah manusia yang pernah memikirkan tentang Tuhan.
Karena tak mungkin makhluk yang terbatas bisa secara benar mempersepsikan tentang Tuhan.
Sejatinya Tuhan hanya satu: huwa Allahu ahad. Celakanya manusia di dunia ini, tak pernah menemukan Tuhan yang sejati.
Manusia memikirkan Tuhan, tetapi mereka belum pernah lihat Tuhan.
Mustahil manusia yang fana ini bisa menangkap Tuhan yang maha paripurna, apalagi menangkap secara keseluruhan. Ingat ungkapan salah satu hadis tafakkaruu fi khalqillah, wala fi dzatillah. (berfikirlah tentang ciptaan Allah, janganlah berfikir tentang dzat Allah).
Tak salah apabila Karen Armsrong memberi judul bukunya The History Of God (sejarah Tuhan).
Mungkinkah Tuhan yang sejati bisa ditulis sejarahnya oleh Armstrong? Mustahil! Yang ditulis dia adalah pergulatan manusia dalam mencari dan memikirkan Tuhan.
Sehingga sejarah Tuhan bima na sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan.
Kalau demikian halnya, maka untuk apa kita menyalahkan ketuhanan orang lain, toh Tuhan selama ini yang kita punyai adalah Tuhan hasil interpretasi pikiran kita terhadap ayat qauliyah dan kauniyah.
Jangan-jangan Tuhan yang selama ini kita bela mati-matian adalah tuhan pikiran kita sendiri.
Bisa bahaya lho, karena dapat tergolong menyekutukan Tuhan dengan pikiran kita sendiri...
Dan kalau kita mau merenungkan, kita bisa mengambil pelajaran dari dunia anak- anak. Misalnya, waktu dulu kita dinakali teman sepermainan, kita berujar awas yaa.. nanti tak bilangin Ibu lho.
Tapi teman kita justru menyahuti, aku nggak takut, nanti aku juga bilang sama ibu, biar kamu dimarahin.
Masing- masing anak merujuk kepada kata ibu , akan tetapi mereka punya referensi ibu yang berbeda.
Ibu si Ani mungkin wanita karir, berbeda dengan ibu dodi yang pembantu rumah tangga. Tuhan mempunyai banyak nama, dan hanya satu hakekatnya.
Dalam pergaulan umat beragama, tak jarang kita melihat terjadi perselisihan masalahketuhanan, bahkan saling menyalahkan, dan membenarkan diri sendiri.
Masing-masing umat mempunyai Tuhan.
Dan mereka ibarat anak-anak, bisa memanggil Tuhan mereka untuk membenarkan paham dirinya. Karena Tuhan ibarat ibu bagi anak-anak.
Ia kata universal yang bisa dipanggil dan dipunyai siapapun, tetapi ia juga particular yang bisa dimaknai berlainan bagi setiap manusia.
Allah pernah bilang ana fi dzanni abdi, aku dalam persangkaan hambaku.
Jadi hakekatnya Tuhan yang universal itu cuma satu, tetapi Tuhan yang particular itu banyak. Tuhan dalam pikiran(fi dzan) manusia sebanyak jumlah manusia yang pernah memikirkan tentang Tuhan.
Karena tak mungkin makhluk yang terbatas bisa secara benar mempersepsikan tentang Tuhan.
Sejatinya Tuhan hanya satu: huwa Allahu ahad. Celakanya manusia di dunia ini, tak pernah menemukan Tuhan yang sejati.
Manusia memikirkan Tuhan, tetapi mereka belum pernah lihat Tuhan.
Mustahil manusia yang fana ini bisa menangkap Tuhan yang maha paripurna, apalagi menangkap secara keseluruhan. Ingat ungkapan salah satu hadis tafakkaruu fi khalqillah, wala fi dzatillah. (berfikirlah tentang ciptaan Allah, janganlah berfikir tentang dzat Allah).
Tak salah apabila Karen Armsrong memberi judul bukunya The History Of God (sejarah Tuhan).
Mungkinkah Tuhan yang sejati bisa ditulis sejarahnya oleh Armstrong? Mustahil! Yang ditulis dia adalah pergulatan manusia dalam mencari dan memikirkan Tuhan.
Sehingga sejarah Tuhan bima na sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan.
Kalau demikian halnya, maka untuk apa kita menyalahkan ketuhanan orang lain, toh Tuhan selama ini yang kita punyai adalah Tuhan hasil interpretasi pikiran kita terhadap ayat qauliyah dan kauniyah.
Jangan-jangan Tuhan yang selama ini kita bela mati-matian adalah tuhan pikiran kita sendiri.
Bisa bahaya lho, karena dapat tergolong menyekutukan Tuhan dengan pikiran kita sendiri...
By :Dollob : 2013-02-24 22:45
Kembali Ke Halaman Awal
Last Komentar
[2013-03-27 11:34]
Ali Zain Aljufri
:
Reply / View thread
Report spam
[2013-03-27 11:33]
Ali Zain Aljufri
:
Reply / View thread
Report spam
UNDER MAINTENANCE